Pendukung Kebudayaan Ngandong adalah Jenis Manusia Purba

Padma Astuti

Kebudayaan Ngandong mengacu pada sebuah periode dalam sejarah manusia purba yang terjadi sekitar 50.000 hingga 10.000 tahun yang lalu di wilayah Ngandong, Jawa Tengah. Dalam memahami kebudayaan Ngandong, penting untuk mengetahui bahwa pendukung utama kebudayaan ini adalah manusia purba.

Manusia purba yang mendukung kebudayaan Ngandong adalah jenis Homo erectus soloensis atau sering disebut sebagai manusia Jawa. Mereka merupakan salah satu subspesies Homo erectus yang hidup di Jawa pada masa Pleistosen Akhir. Penelitian dan penggalian di situs Ngandong berhasil menemukan fosil-fosil manusia purba yang kemudian diidentifikasi sebagai Homo erectus soloensis.

Penemuan fosil manusia purba Ngandong pada awal abad ke-20 oleh ahli paleoantropologi terkemuka, Eugene Dubois. Dubois merupakan ahli paleontologi yang terkenal karena menemukan fosil Homo erectus di Trinil, Jawa Timur. Namun, perbedaan karakteristik antara fosil-fosil dari situs Trinil dan Ngandong kemudian menyebabkan penggolongan menjadi dua subspesies Homo erectus yang berbeda.

Fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di Ngandong mencakup tengkorak, rahang, gigi, tulang kaki, dan tangan. Dari penelitian tersebut, kita dapat mempelajari tentang kebiasaan dan cara hidup manusia purba Ngandong. Mereka diperkirakan hidup sebagai pemburu-pengumpul, mengandalkan alam sekitar untuk mendapatkan kebutuhan mereka.

Pendukung kebudayaan Ngandong juga berasal dari jenis manusia purba lainnya yang ditemukan di situs lain di Indonesia. Contohnya adalah Homo floresiensis yang ditemukan di Pulau Flores. Meskipun bukan merupakan Homo erectus seperti yang ditemukan di Ngandong, adanya penelitian yang mengaitkan kebudayaan Ngandong dengan Homo floresiensis menunjukkan keberagaman manusia purba yang mendukung budaya ini.

Penting untuk dicatat bahwa kebudayaan Ngandong tidak hanya melibatkan manusia purba dalam makna sempit, tetapi juga termasuk artefak dan peninggalan lainnya. Kebudayaan Ngandong ditandai oleh alat batu yang digunakan manusia purba di masa itu, di antaranya adalah batu burin, serut, dan alat potong.

BACA JUGA:   Strategi Dakwah Islamiyah: Adaptasi Budaya Lokal dalam Penyebaran Agama Islam di Nusantara

Dalam kesimpulannya, pendukung utama kebudayaan Ngandong adalah jenis manusia purba, terutama Homo erectus soloensis yang ditemukan di situs-situs di Ngandong. Penelitian dan penggalian yang dilakukan di wilayah Ngandong telah memberikan pemahaman yang lebih baik tentang cara hidup dan kebiasaan manusia purba di masa lalu. Keberagaman manusia purba yang mendukung kebudayaan Ngandong juga tercermin dalam penemuan fosil Homo floresiensis di Pulau Flores. Semua ini menunjukkan pentingnya pemahaman tentang manusia purba dalam memahami kebudayaan Ngandong.

Also Read

Bagikan: