Kebudayaan Turki Usmani merujuk pada warisan budaya yang dikembangkan oleh Kesultanan Usmani. Kesultanan Usmani merupakan kekaisaran yang berdiri dari abad ke-13 hingga abad ke-20 dan memiliki pengaruh yang luas di dunia. Penguasa Turki yang memprakarsai kebudayaan ini adalah penguasa-penguasa Kesultanan Usmani yang aktif dalam mengembangkan dan mempromosikan budaya mereka.
Pada masa kejayaannya, penguasa Turki Usmani seperti Sultan Mehmed II, Sultan Suleiman the Magnificent, dan Sultan Abdul Hamid II berperan penting dalam memprakarsai kebudayaan Turki Usmani. Mereka tidak hanya fokus pada pengembangan militer dan politik, tetapi juga memberikan perhatian besar pada seni, sastra, arsitektur, dan ilmu pengetahuan.
Salah satu aspek penting dalam kebudayaan Turki Usmani adalah seni dan arsitektur. Banyak bangunan megah seperti istana, masjid, dan mausoleum yang dibangun selama era Kesultanan Usmani yang menjadi peninggalan bersejarah hingga saat ini. Contohnya adalah Masjid Sultan Ahmed atau yang biasa dikenal dengan sebutan "Blue Mosque" di Istanbul, yang menjadi salah satu landmarks yang paling terkenal di Turki.
Selain itu, seni lukis dan seni ukir juga merupakan bagian yang penting dalam kebudayaan Turki Usmani. Istana Topkapi di Istanbul memiliki koleksi seni lukis yang sangat berharga, termasuk lukisan miniatur yang sangat detail dan indah. Seni ukir pula banyak ditemukan pada berbagai objek seperti mebel, pintu masjid, atau hiasan dinding, yang memperlihatkan keahlian tinggi para pengrajin Turki Usmani.
Selain seni dan arsitektur, Kesultanan Usmani juga memiliki tradisi kesusastraan yang kaya. Sastra Turki Usmani terkenal karena puisi dan sajak-sajaknya yang indah. Salah satu penyair terkenal dari era tersebut adalah Jalaluddin Rumi, seorang sufi terkenal yang juga dikenal dengan karyanya yang monumental, yaitu "Mathnawi".
Penguasa Turki Usmani juga memprakarsai perkembangan ilmu pengetahuan dan literatur di wilayah kekuasaan mereka. Mereka mendukung lembaga-lembaga pendidikan dan mendorong para penulis dan filosof untuk berkarya. Salah satu contohnya adalah pendirian "Sahn-ฤฑ Seman" atau Darulfunun, yang kemudian menjadi Universitas Istanbul, yang menyediakan pendidikan di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan menjadi pusat intelektual pada masa itu.
Dalam aspek agama, kesultanan Turki Usmani mengembangkan tradisi Syariah yang merupakan undang-undang Islam. Kebijakan yang dilakukan penguasa mereka meliputi penerapan hukum Islam secara luas dalam administrasi dan kehidupan sehari-hari. Namun, kesultanan ini juga mengizinkan praktik keagamaan dari berbagai agama lainnya, menciptakan toleransi antaragama yang cukup tinggi di wilayah mereka.
Secara keseluruhan, kebudayaan Turki Usmani merupakan hasil dari kontribusi dan inovasi penguasa Turki Usmani dalam berbagai bidang seperti seni, sastra, arsitektur, ilmu pengetahuan, dan agama. Pengaruh dan peninggalan mereka masih dapat dilihat dan dirasakan hingga saat ini. Kekayaan budaya ini memberikan warisan berharga bagi Turki dan dunia internasional serta menjadi identitas yang unik bagi masyarakat Turki saat ini.