Kebudayaan Pacitan dan Ngandong di Zaman Prasejarah

Victoria Suryatmi

Kehidupan manusia prasejarah telah menyimpan banyak misteri sepanjang sejarah manusia. Salah satu aspek yang penting dalam memahami kehidupan prasejarah adalah melalui pemahaman tentang kebudayaan yang berkembang saat itu. Dalam konteks ini, kita akan menjelajahi kebudayaan Pacitan dan Ngandong yang berlangsung di zaman prasejarah.

1. Kebudayaan Pacitan

Kebudayaan Pacitan mendapatkan namanya dari daerah di Jawa Timur, Indonesia, tempat penemuan pertama artefak ini. Kebudayaan Pacitan diyakini ada pada kisaran waktu 500.000 hingga 300.000 tahun yang lalu. Ini membuatnya menjadi salah satu kebudayaan tertua yang diketahui di wilayah Asia Tenggara.

Tempat Penemuan

Penemuan artefak yang terkait dengan kebudayaan Pacitan ditemukan di berbagai situs di Pacitan, seperti Ngandong, Ngawi, Selo, dan beberapa tempat lainnya di Jawa Timur. Artefak yang ditemukan di situs-situs ini termasuk batu pecahan, alat-alat batu yang sering digunakan untuk memotong dan mengolah makanan serta alat-alat lainnya.

Karakteristik Utama

Kebudayaan Pacitan ditandai dengan penggunaan alat-alat batu yang kasar dan belum terlalu teratur. Alat-alat ini umumnya terbuat dari batu lumpur dan tidak terlalu halus dalam tampilannya. Mereka mungkin digunakan sebagai alat-alat pemotong dan alat yang berguna dalam aktivitas sehari-hari seperti memotong daging, mengolah makanan, dan membangun tempat tinggal.

Bukti Kehidupan Manusia Purba

Kebudayaan Pacitan memberikan bukti kuat akan kehidupan manusia purba di masa lalu. Penemuan artefak-alat batu yang digunakan untuk keperluan sehari-hari mengindikasikan bahwa manusia prasejarah di Pacitan sudah memiliki keterampilan dalam memanfaatkan alam dan teknologi dalam menjalani kehidupan mereka.

BACA JUGA:   Kebudayaan Indonesia dalam dan luar

2. Kebudayaan Ngandong

Kebudayaan Ngandong, juga dikenal sebagai kebudayaan Solo River, mengambil namanya dari situs Ngandong di Jawa Tengah, Indonesia, tempat penemuan pertama artefak ini. Kebudayaan ini diyakini ada pada kisaran waktu 50.000 hingga 10.000 tahun yang lalu.

Tempat Penemuan

Situan Ngandong menjadi situs utama penemuan artefak yang terkait dengan kebudayaan Ngandong. Situs ini terletak di tepi Sungai Bengawan Solo dekat Ngandong, wilayah Karanganyar, Jawa Tengah. Di situs ini, peneliti menemukan lebih dari 400 fosil manusia purba dari spesies Homo erectus dan Homo sapiens purba.

Karakteristik Utama

Kebudayaan Ngandong ditandai dengan penemuan artefak seperti sisa-sisa peralatan batu, arang, dan artefak seni seperti patung-patung batu dan ukiran. Beberapa alat batu yang ditemukan menunjukkan kemajuan teknologi dibandingkan dengan yang ditemukan dalam kebudayaan Pacitan. Alat-alat ini dipahat dengan lebih cermat dan memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran.

Bukti Kehidupan Manusia Prasejarah yang Lebih Maju

Penemuan artefak dan fosil manusia di situs Ngandong memberikan bukti bahwa manusia prasejarah di daerah ini telah mengembangkan keterampilan dalam membuat alat-alat dan seni. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa manusia di kebudayaan Ngandong mungkin telah menggunakan api untuk tujuan seperti memasak makanan dan memanaskan lingkungan.

Kesimpulan

Kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong adalah dua kebudayaan prasejarah yang penting untuk memahami perkembangan manusia purba di Indonesia. Kebudayaan Pacitan menunjukkan bahwa manusia prasejarah di Pacitan telah mengembangkan keterampilan dalam menggunakan dan memanfaatkan alat-alat batu dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, kebudayaan Ngandong memberikan bukti adanya perkembangan teknologi yang lebih maju dengan penemuan alat-alat batu yang lebih canggih dan dukungan akan kemampuan manusia dalam membuat seni dan menggunakan api.

Also Read

Bagikan: