Kebudayaan Jepang yang Jarang Diketahui

Ella Winarsih

Ketika berbicara tentang Jepang, mungkin yang terlintas di pikiran kita adalah teknologi canggih, anime, sushi, atau bahkan kota-kota modern seperti Tokyo. Namun, di balik popularitasnya, terdapat berbagai aspek kebudayaan Jepang yang jarang diketahui oleh banyak orang. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam dan mengeksplorasi beberapa kebudayaan Jepang yang kurang terkenal namun sangat menarik.

1. Yukata

Bahkan bagi orang-orang yang baru pertama kali mendengarnya, kimono adalah pakaian tradisional Jepang yang cukup terkenal. Namun, ada juga pakaian tradisional lain yang kurang dikenal, yaitu yukata. Yukata adalah pakaian yang terbuat dari kain katun yang ringan dan biasanya dipakai selama musim panas atau saat festival-festival Jepang. Yukata memiliki corak dan warna yang lebih cerah daripada kimono, serta lebih mudah dipakai. Pakaian ini tidak hanya digunakan oleh perempuan, namun juga oleh pria dan anak-anak.

2. Manekineko

Manekineko, atau juga dikenal sebagai "kucing pengantar keberuntungan," adalah patung kucing yang sering ditemui di Jepang. Manekineko biasanya terbuat dari keramik atau plastik, dan memiliki tangan yang dapat bergerak naik turun. Patung ini memiliki makna simbolis, yaitu membawa keberuntungan, keberhasilan, dan banyak pelanggan bagi bisnis. Manekineko yang tangan kirinya bergerak dianggap membawa keberuntungan, sementara yang tangan kanannya bergerak dianggap membawa banyak uang. Kehadiran manekineko di toko-toko atau rumah-rumah diharapkan dapat menarik energi positif.

3. Tanabata

Tanabata adalah festival tahunan yang dirayakan pada tanggal 7 Juli di Jepang. Festival ini berasal dari cerita rakyat Tiongkok yang menceritakan tentang pertemuan tahunan antara dua bintang, Vega dan Altair, yang dipisahkan oleh Sungai Amanogawa dan hanya dapat bertemu sekali setahun. Selama festival Tanabata, orang-orang membuat hiasan bambu yang dihiasi oleh lembaran-lembaran kertas berwarna, disebut tanzaku. Mereka menulis doa atau harapan mereka di atas tanzaku, lalu menggantungkannya di pohon bambu. Festival ini juga diisi dengan perayaan, pameran, pertunjukan seni, dan kembang api.

BACA JUGA:   Warisan Leluhur yang Terancam: Kebudayaan Indonesia di Ujung Tanduk Kepunahan

4. Furoshiki

Furoshiki adalah kain khusus yang digunakan untuk membungkus barang-barang secara tradisional di Jepang. Kain ini sering digunakan untuk membungkus hadiah, makanan, atau barang-barang lainnya. Furoshiki dapat dilipat dan diikat dengan berbagai cara untuk membungkus barang secara rapi dan aman. Selain itu, furoshiki juga dapat diperlakukan sebagai tas, alas duduk, atau bisa digunakan untuk membungkus tulisan seperti bento box.

5. Kokeshi

Kokeshi adalah boneka tradisional dari Jepang yang terbuat dari kayu dan memiliki bentuk sederhana, mulai dari kepala bulat hingga tubuh silinder. Boneka ini tidak memiliki anggota tubuh yang bergerak, tetapi hanya memiliki wajah yang dicat dengan warna-warna cerah dan motif sederhana. Setiap daerah di Jepang memiliki gaya dan karakteristik kokeshi yang berbeda. Dahulu, kokeshi digunakan sebagai mainan anak-anak, namun sekarang ini banyak yang mengkoleksi sebagai hiasan.

6. Oshibori

Oshibori adalah handuk kecil yang biasanya diberikan kepada tamu ketika mereka makan di restoran di Jepang. Handuk ini digunakan untuk membersihkan tangan sebelum dan setelah makan. Oshibori dapat diberikan dalam dua bentuk, yaitu basah dan kering. Biasanya, tamu akan menerima oshibori yang telah dilipat rapi di atas piring mereka. Meskipun hal ini mungkin terlihat sederhana, tetapi memberikan oshibori kepada tamu dianggap sebagai tanda keramahan dan kebersihan.

Kesimpulannya, kebudayaan Jepang adalah kaya dan mangrupakan perpaduan antara tradisi dan inovasi. Selain hal-hal yang terkenal seperti kimono dan sushi, terdapat juga banyak kebudayaan Jepang yang jarang diketahui. Yukata, manekineko, Tanabata, furoshiki, kokeshi, dan oshibori adalah contoh-contoh yang menarik dan mencerminkan keunikan dan kekayaan warisan budaya Jepang.

Also Read

Bagikan: