Kebudayaan Jepang pada Saat Tahun Baru

Victoria Suryatmi

Tahun Baru atau yang juga dikenal sebagai Oshogatsu adalah salah satu perayaan yang sangat penting dalam kebudayaan Jepang. Menyambut tahun baru memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat Jepang karena dianggap sebagai momen untuk menghormati leluhur, membersihkan diri secara spiritual, dan memulai lembaran baru dengan semangat yang baru.

Tradisi "Osoji"

Salah satu tradisi yang diperhatikan dengan sangat serius oleh masyarakat Jepang pada saat tahun baru adalah "Osoji", yang berarti membersihkan rumah secara menyeluruh. Tradisi ini dilakukan sebagai upaya untuk membersihkan dan membuang sial yang ada di rumah sebelum tahun baru dimulai. Selain membersihkan rumah, masyarakat Jepang juga membersihkan diri mereka secara pribadi, termasuk membersihkan mandi sebelum pergantian tahun.

"Hatsumode": Kunjungan ke Kuil atau Kuil

Pada malam pergantian tahun, banyak orang Jepang melakukan kunjungan ke kuil atau kuil untuk menghormati leluhur dan berdoa untuk keberuntungan di tahun yang akan datang. Tradisi ini dikenal sebagai "Hatsumode". Orang-orang akan mengantri di kuil untuk berdoa, membeli omamori (amulet keberuntungan), dan mengikuti ritual keagamaan tertentu. Beberapa kuil terkenal, seperti Kuil Meiji di Tokyo, menjadi tempat untuk mengadakan acara dan kegiatan khusus selama perayaan tahun baru.

"Toshikoshi Soba": Makan Mie pada Malam Tahun Baru

Salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Jepang pada malam tahun baru adalah "Toshikoshi Soba". Toshikoshi Soba adalah mie soba yang dimasak dan dimakan pada malam tahun baru dengan harapan umur yang panjang dan beruntung di tahun yang baru. Makan mie soba juga melambangkan pemutusan dari masa lalu dan memasuki tahun baru dengan kesegaran dan semangat baru.

BACA JUGA:   Budaya Aceh yang Sudah Hilang

"Osechi Ryori": Makanan Tahun Baru yang Khas

Selain Toshikoshi Soba, ada juga tradisi makanan khas tahun baru yang disebut "Osechi Ryori". Osechi Ryori adalah hidangan khusus yang disiapkan sebelum tahun baru dan dimakan selama beberapa hari pertama tahun baru. Hidangan-hidangan ini disajikan dalam sebuah kotak makanan berlapis-lapis yang dikenal sebagai "jubako". Beberapa hidangan yang umum ditemui dalam Osechi Ryori antara lain kamaboko (ikan panggang), kuromame (kacang hitam manis), datemaki (omelet gulung), dan kobumaki (rumput laut gulung). Setiap hidangan memiliki makna dan simbolisme tersendiri yang dikaitkan dengan keberuntungan dan harapan di tahun yang baru.

"Kadomatsu" dan "Shimekazari": Hiasan Tahun Baru

Selama musim tahun baru, banyak rumah dan bisnis di Jepang yang menghiasi pintu masuk mereka dengan hiasan khusus yang disebut "Kadomatsu" dan "Shimekazari". Kadomatsu adalah hiasan bambu yang diletakkan di masing-masing sisi pintu masuk untuk menyambut dewa keberuntungan. Shimekazari, di sisi lain, adalah hiasan anyaman dari jerami, jerami, dan berbagai macam dekorasi yang tergantung di atas pintu sebagai simbol perlindungan terhadap roh jahat dan mengundang keberuntungan di tahun yang baru.

"Hanami" pada Kembang Api pada Tanggal 1 Januari

Di Tanggal 1 Januari, kota-kota besar di seluruh Jepang biasanya mengadakan pertunjukan kembang api yang spektakuler. Acara kembang api ini dikenal sebagai "Hanami" dan merupakan salah satu cara tradisional untuk merayakan awal tahun. Banyak orang berkumpul untuk menyaksikan pertunjukan kembang api yang indah, menikmati suasana pesta, dan merayakan pergantian tahun dengan semangat yang tinggi.

Kesimpulan

Dalam kebudayaan Jepang, perayaan tahun baru adalah waktu yang sangat penting dan dihormati. Selama masa ini, masyarakat Jepang melibatkan diri dalam tradisi-tradisi khusus seperti membersihkan rumah, mengunjungi kuil, makan makanan khas tahun baru, menghiasi rumah dengan hiasan khusus, dan menikmati pertunjukan kembang api. Semua tradisi ini memiliki makna dan simbolisme yang dalam, dan membantu masyarakat Jepang untuk memulai tahun baru dengan semangat yang baru dan optimis.

Also Read

Bagikan: