Kebudayaan Ngandong muncul pada zaman Pleistosen Tengah, yang diperkirakan berkisar antara 400.000 hingga 40.000 tahun yang lalu. Pada waktu itu, manusia purba hidup dan berkembang di wilayah Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.
Latar Belakang Zaman Pleistosen Tengah
Zaman Pleistosen Tengah adalah periode dalam sejarah bumi yang ditandai dengan perubahan iklim, fluktuasi suhu, dan perubahan tingkat permukaan laut. Zaman ini juga merupakan periode ketika Homo erectus, salah satu nenek moyang manusia modern, telah berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah dunia.
Karakteristik Kebudayaan Ngandong
Kebudayaan Ngandong dikenal melalui penemuan artefak batu dan fosil manusia purba di situs Ngandong, Jawa Tengah, Indonesia. Kebudayaan ini memiliki beberapa karakteristik khas yang membedakannya dari kebudayaan lain pada masa itu.
-
Alat Batu Kasar
Alat-alat batu yang ditemukan di situs Ngandong umumnya terbuat dari batu kasar yang dipecah dan diolah secara sederhana. Jenis alat-alat yang ditemukan meliputi kapak genggam, pahat, dan beliung. -
Pemulung dan Pengumpul Makanan
Manusia pada kebudayaan Ngandong diperkirakan hidup sebagai pemulung dan pengumpul makanan. Mereka mengandalkan hasil buruan, ikan, serta tumbuhan liar sebagai sumber makanan utama. -
Hunian Sementara
Bukti arkeologi menunjukkan bahwa manusia pada kebudayaan Ngandong hanya menghuni gua-gua secara sementara. Mereka tidak membangun pemukiman tetap, tetapi lebih memilih berpindah-pindah dari satu gua ke gua lainnya. -
Kebudayaan Manusia Purba
Kebudayaan Ngandong merupakan hasil perkembangan dari kelompok manusia purba, khususnya Homo erectus. Meskipun kebudayaan ini sudah menunjukkan perkembangan dalam pemahaman dan penggunaan alat, namun belum secara signifikan mencapai tingkat kebudayaan yang kompleks seperti pada zaman manusia modern.
Implikasi Kebudayaan Ngandong terhadap Perkembangan Manusia
Kebudayaan Ngandong memberikan wawasan tentang kehidupan manusia purba pada masa itu. Dari penemuan artefak dan fosil manusia di situs Ngandong, para arkeolog dapat mengkaji perkembangan teknologi dan adaptasi manusia terhadap lingkungan pada masa Pleistosen Tengah.
Kehadiran kebudayaan Ngandong juga mengindikasikan bahwa manusia purba sudah memiliki kemampuan untuk menciptakan dan menggunakan alat-alat batu sederhana. Hal ini menunjukkan adanya pengembangan keterampilan dan kecerdasan manusia dalam menghadapi lingkungannya.
Namun, perlu dicatat bahwa kebudayaan Ngandong masih terbatas dalam hal keragaman dan kemajuan teknologi. Kultur manusia purba pada saat itu belum mencapai tingkat kompleksitas seperti yang dimiliki oleh manusia modern.
Kesimpulan
Dengan demikian, kebudayaan Ngandong muncul pada zaman Pleistosen Tengah, sekitar 400.000 hingga 40.000 tahun yang lalu. Kebudayaan ini dicirikan dengan penggunaan alat-alat batu kasar, hidup sebagai pemulung dan pengumpul makanan, hunian sementara, dan merupakan hasil dari perkembangan manusia purba, terutama Homo erectus.