Jawa Tengah memiliki kekayaan kebudayaan lokal non benda yang sangat kaya dan beragam. Kebudayaan non benda adalah aspek kebudayaan yang tidak berwujud secara fisik, namun termanifestasikan dalam praktik dan nilai-nilai yang melekat dalam masyarakat.
Salah satu kebudayaan lokal non benda yang terkenal di Jawa Tengah adalah "gotong royong". Gotong royong adalah prinsip kerjasama dan saling berbagi dalam menjalankan tugas atau kegiatan bersama untuk kepentingan yang lebih besar. Gotong royong tercermin dalam berbagai aktivitas di Jawa Tengah, seperti dalam upacara adat, kegiatan sosial, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai gotong royong ini mengajarkan solidaritas, kebersamaan, dan tanggung jawab sosial kepada masyarakat Jawa Tengah.
Selain gotong royong, kebudayaan lokal non benda yang lainnya adalah "adat istiadat". Adat istiadat merupakan sekumpulan aturan dan tata cara dalam kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan pernikahan, keluarga, upacara, dan lain sebagainya. Setiap daerah di Jawa Tengah memiliki adat istiadat yang khas dan unik, seperti tradisi slametan, siraman, atau temanten. Adat istiadat ini menjadi identitas dan warisan budaya yang dilestarikan oleh masyarakat Jawa Tengah dari generasi ke generasi.
Selanjutnya, seni dan budaya juga menjadi bagian dari kebudayaan lokal non benda Jawa Tengah. Seni dan budaya Jawa Tengah sangatlah kaya dan beragam, mencakup seni tari, seni musik, seni rupa, dan sastra. Contohnya adalah tarian tradisional Jawa Tengah seperti Tari Bedhaya, Tari Srimpi, atau Tari Gambyong. Musik tradisional seperti gamelan juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kebudayaan Jawa Tengah. Seni rupa dalam bentuk ukiran kayu, batik, dan wayang juga menjadi identitas seni dari Jawa Tengah. Begitu pula dengan sastra Jawa Tengah yang termasuk dalam kebudayaan lokal non benda, seperti tembang Jawa atau pantun.
Selain itu, kebudayaan lokal non benda Jawa Tengah juga meliputi kearifan lokal atau tradisi adat yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam. Misalnya, sistem irigasi tradisional seperti subak di Bali dan waduk di Jawa Tengah yang mengandalkan kerjasama masyarakat dalam pengelolaan air. Hal ini menunjukkan kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan dan memiliki nilai-nilai lingkungan yang tinggi.
Dalam menjaga kebudayaan lokal non benda Jawa Tengah, langkah-langkah untuk melestarikan perlu dilakukan. Misalnya, melalui pendidikan budaya di sekolah-sekolah, pelaksanaan festival budaya, atau pengembangan industri kreatif yang berbasis kebudayaan lokal Jawa Tengah. Pemerintah daerah juga memiliki peran penting dalam melestarikan kebudayaan lokal non benda dengan melakukan penggalian dan dokumentasi serta memberikan dukungan terhadap upaya pelestarian budaya.
Dalam kesimpulannya, Jawa Tengah memiliki kebudayaan lokal non benda yang sangat kaya dan beragam. Gotong royong, adat istiadat, seni dan budaya, serta kearifan lokal merupakan bagian penting dari kebudayaan Jawa Tengah yang harus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang. Pelestarian kebudayaan lokal non benda ini dapat dilakukan melalui langkah-langkah konkret seperti pendidikan budaya, festival budaya, dan pengembangan industri kreatif.