Kebudayaan Praaksara di Indonesia: Dibenarkan oleh Para Ahli

Ella Winarsih

Kebudayaan praaksara di Indonesia merupakan warisan budaya yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Para ahli telah mempelajari dan membedakan kebudayaan praaksara ini dengan sangat detail. Berikut adalah beberapa poin yang membedakan kebudayaan praaksara di Indonesia menurut para ahli:

1. Masa Praaksara

Kebudayaan praaksara di Indonesia merujuk pada masa sebelum ada tulisan atau sistem penulisan formal. Para ahli membagi masa praaksara menjadi dua, yaitu zaman paleolitikum dan zaman neolitikum.

Zaman Paleolitikum: Merupakan masa di mana manusia hidup sebagai peramu dan perburu. Mereka menggunakan alat dari batu untuk bertahan hidup. Contoh kebudayaan praaksara pada zaman ini adalah lukisan gua seperti yang ditemukan di Gua Leang Petta Kere di Sulawesi.

Zaman Neolitikum: Masa ini ditandai dengan munculnya pertanian dan peternakan. Manusia mulai menggunakan alat berbahan dasar logam seperti tembaga, perunggu, dan besi. Para ahli menemukan artefak seperti kapak, perunggu, dan gerabah sebagai contoh kebudayaan praaksara pada zaman ini.

2. Seni dan Arsitektur

Para ahli juga membedakan kebudayaan praaksara di Indonesia melalui seni dan arsitektur yang ada. Contoh yang terkenal adalah candi-candi seperti candi Borobudur, candi Prambanan, dan candi Penataran. Kemegahan dan keindahan seni rupa pada relief-relief candi merupakan salah satu ciri dari kebudayaan praaksara di Indonesia.

Selain itu, seni lukis pada tembikar dan ukiran pada kayu juga menjadi bagian dari kebudayaan praaksara di Indonesia. Penggunaan motif-motif alam, seperti flora dan fauna, adalah karakteristik seni praaksara yang masih dipertahankan hingga saat ini.

BACA JUGA:   Tahap Produksi Kerajinan dari Kebudayaan Non Benda yang Tidak Termasuk

3. Bahasa dan Aksara

Para ahli juga mempelajari keberadaan bahasa dan aksara pada kebudayaan praaksara di Indonesia. Salah satu contoh yang terkenal adalah aksara Pallawa yang digunakan pada zaman Kerajaan Tarumanegara. Aksara ini digunakan untuk menulis berbagai teks dan manuskrip pada masa praaksara.

Perkembangan aksara di Indonesia terus berlanjut, seperti aksara Kawi, aksara Jawa, aksara Bali, dan aksara Bugis. Aksara-aksara ini mencerminkan tingkat kecerdasan masyarakat praaksara dalam mengembangkan sistem penulisan mereka.

4. Sistem Sosial dan Kepercayaan

Kebudayaan praaksara di Indonesia juga tercermin dalam sistem sosial dan kepercayaan yang ada. Berdasarkan penelitian para ahli, masyarakat praaksara di Indonesia memiliki struktur sosial yang terorganisir, seperti kerajaan dan kekuasaan sentral.

Kepercayaan dalam bentuk animisme, dinamisme, atau politeisme menjadi ciri khas kebudayaan praaksara di Indonesia. Contohnya adalah adanya pemujaan terhadap roh nenek moyang, dewa-dewi, dan roh alam lainnya. Persembahan dan ritual-ritual keagamaan juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan praaksara di Indonesia.

5. Tradisi dan Perkembangan Teknologi

Para ahli juga membedakan kebudayaan praaksara di Indonesia melalui tradisi dan perkembangan teknologi yang ada. Contoh tradisi yang masih dilestarikan hingga sekarang adalah upacara adat seperti pernikahan adat, upacara panen, dan upacara keagamaan.

Perkembangan teknologi seperti pengolahan logam, pembuatan alat dari batu, dan pembuatan tembikar juga menjadi bagian dari kebudayaan praaksara di Indonesia.

Dalam kesimpulannya, para ahli telah mengidentifikasi berbagai aspek yang membedakan kebudayaan praaksara di Indonesia. Masa praaksara, seni dan arsitektur, bahasa dan aksara, sistem sosial dan kepercayaan, serta tradisi dan perkembangan teknologi menjadi poin penting dalam memahami kebudayaan ini.

Also Read

Bagikan: