Kebudayaan Abris Sous Roche dan Kebudayaan Kjokkenmoddinger pada Masa Praaksara

Clara Hassanah

Pengenalan

Pada masa praaksara, manusia hidup dalam keadaan yang belum mengenal tulisan dan sistem penanggalan. Namun, melalui penelitian arkeologi, kita dapat belajar lebih banyak tentang kehidupan mereka melalui artefak-artefak dan situs-situs peninggalan yang ditemukan. Dalam hal ini, dua kebudayaan yang menonjol adalah kebudayaan Abris Sous Roche dan kebudayaan Kjokkenmoddinger.

Kebudayaan Abris Sous Roche

Kebudayaan Abris Sous Roche merujuk pada budaya praaksara yang berkembang di Eropa, terutama di daerah Pegunungan Pyrenees di Perancis dan Spanyol. Nama kebudayaan ini diambil dari istilah Prancis yang berarti "penghuni gua tepi batu". Kebudayaan ini ditemukan di gua-gua dan abris (tempat berlindung yang terbentuk oleh celah atau aliran air) di daerah tersebut.

Ciri-ciri Kebudayaan Abris Sous Roche

  1. Perkakas Batu: Kebudayaan Abris Sous Roche dikenal karena penggunaan perkakas batu. Perkakas ini umumnya terbuat dari batu silis yang ditempa untuk membuat pisau, kapak, dan alat-alat lainnya.

  2. Permukiman Sementara: Penduduk Abris Sous Roche tidak hidup secara permanen di satu tempat. Mereka tinggal dalam perkemahan sementara di alam terbuka atau di dalam gua-gua.

  3. Makanan: Kebudayaan ini bergantung pada berburu dan mengumpulkan makanan sebagai sumber hidup mereka. Mereka memakan hewan seperti rusa, mammoth, dan ikan.

  4. Seni dan Kehidupan Spiritual: Abris Sous Roche juga dikenal karena seni mereka yang melibatkan pahatan pada batu, yang mencakup gambar binatang dan tanda-tanda abstrak. Hal ini menunjukkan keberadaan unsur kehidupan spiritual dalam budaya mereka.

Kebudayaan Kjokkenmoddinger

Kebudayaan Kjokkenmoddinger adalah sebuah kebudayaan praaksara yang banyak ditemukan di wilayah pesisir Eropa Utara, terutama di Denmark. Nama "Kjokkenmoddinger" berasal dari bahasa Denmark yang berarti "tumpukan dapur", merujuk pada tumpukan-tumpukan kerang dan sisa-sisa makanan yang ditemukan di situs-situs kebudayaan ini.

BACA JUGA:   Menggugat Tradisi dan Merangkul Modernitas: Puisi Kebudayaan Indonesia Karya Chairil Anwar

Ciri-ciri Kebudayaan Kjokkenmoddinger

  1. Penggunaan Sumberdaya Laut: Kebudayaan ini sangat bergantung pada sumberdaya laut, terutama kerang dan ikan, sebagai sumber makanan mereka. Sisa-sisa makanan yang ditemukan menunjukkan bahwa kerang adalah sumber makanan yang utama.

  2. Pemukiman Tetap: Kebudayaan Kjokkenmoddinger cenderung hidup dalam pemukiman tetap, sering kali di dekat pantai. Situs-situs kebudayaan ini umumnya terdiri dari tumpukan kerang yang terbentuk dari sisa makanan mereka yang dibuang.

  3. Keahlian dalam Pembuatan Alat: Budaya Kjokkenmoddinger menggunakan batu dan tulang hewan untuk membuat alat, seperti pisau, pahat, dan penggali.

  4. Pertukaran dan Perdagangan: Diduga bahwa kebudayaan Kjokkenmoddinger memiliki jaringan perdagangan yang luas dengan kelompok-kelompok lain di sekitarnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya bahan-bahan langka yang ditemukan di situs-situs kebudayaan ini, seperti giok dan obsidian.

Kesimpulan

Kebudayaan Abris Sous Roche dan kebudayaan Kjokkenmoddinger adalah dua kebudayaan penting yang berkembang pada masa praaksara. Keduanya memiliki karakteristik unik yang mencerminkan cara hidup dan keahlian orang-orang dalam memenuhi kebutuhan mereka. Melalui penelitian arkeologi, kita dapat memahami bagaimana kebudayaan ini berkembang dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Also Read

Bagikan: